Rabu, 23 Juli 2014

FF Indonesia Marc Marquez : Call Me Baby Once Again #part 2






Title            : Call me baby once again!  #part 2
Cast             : Marc marquez as himself
                      Bruna marquezine as vanessa
                     Camila cabello as celia
                      Dani pedrosa as himself
                      Andrea iannone as himself
Genre           : Romance.

          Link ff marc marquez part 1 : Call me baby once again #part 1




          Sorry kalo di ff ini bahasanya campur aduk cuz sebagaian ada yang lebih enak pakai bahasa sehari-hari di bandingkan bahasa formal. Dan sorry lagi kalo ga sesuai EYD. Happy reading!



“siapa kamu?” pak daniel mengintrogasi gadis cantik berkaca mata.
“selamat pagi, pak! saya murid baru di sini”
“murid baru? saya tidak tahu soal itu. baiklah, perkenalkan dirimu di depan kelas!” pak daniel melepas kacamata-nya, melihat tanpa bantuan kacamata berframe merah itu. Berframe merah? Sungguh nyentrik guru yang satu ini.
Gadis berumur sebaya dengan marc berdiri penuh percaya diri menghadap para murid-murid yang terlihat penasaran dengan identitasnya. Sang gadis sempat menoleh kebelakang, kearah marc. Ia tersenyum kecut. Sedangkan marc mendengus kesal.
“selamat pagi, semua! perkenalkan saya sarah marcelia, biasa di panggil celia. saya murid baru di sini...”
“...semua orang juga tau kalau kamu itu murid baru” potong marc.
“marc!” teriak pak daniel memperingatkan.
Semua murid yang ada di dalam kelas tersebut tersenyum, menyembunyikan tawa.
“lanjutkan, celia!”
“cukup sekian. kiranya kalian semua dapat menerima saya dengan baik” lanjut celia.
Sebagian murid tersenyum kepada celia, ungkapan selamat datang. Betapa senang hati celia ketika kedatangannya di sambut hangat oleh para teman baru, kecuali marc.
“karena kamu terlambat, kamu harus membantu marc membersihkan toilet sekolah istirahat nanti. sekarang, kamu boleh duduk” mata pak daniel melirik ke arah marc, mencoba memberi tahu jika yang menjadi patner dalam 'misi' membersihkan toilet adalah anak laki-laki di belakangnya.
“tapi saya murid baru dan harus mengurus beberapa keperluan di ruang tata usaha. karena itu saya terlambat”
“tidak ada tapi-tapian. duduk sekarang juga!”
“dengar kata pak guru, duduk!” ucap marc ikut-ikutan memarahi celia.
“kamu juga duduk! mengapa berdiri di situ?”
“bapak lupa, marc masih dalam hukuman” sambar dani mengingatkan pak daniel.
Semua murid cekikikan. Suasana kelas berubah menjadi gaduh, segaduh ibu-ibu arisan sedang ngerumpi, menggosip kabar seputar selebriti atau kredit panci murah.
“maksud saya untuk celia itu lho” elak pak daniel mengurangi rasa malu.
“sudah tua masih bisa aja ngeles” gumam marc.
“saya dengar!” ujar pak daniel menimpali gumam-an marc. “celia, kamu duduk sekarang juga!”
Celia mengangguk pelan. Kemudian, berjalan menghampiri bangku yang berada di pojok kanan terbelakang. Tidak ada pilihan lagi, itu merupakan satu-satunya bangku yang tersisa.
“hi!” sapa vanessa yang sebentar lagi menjadi teman sebangku celia.
“hi too!” balas celia lirih.
“baik anak-anak, kita lanjutkan lagi pelajaran hari ini”
Pelajaran kembali dilanjutkan setelah tertunda oleh kedatangan celia. Suasana kelas lebih terkontrol di bandingkan dengan sebelumnya. Murid-murid begitu serius memperhatikan materi yang disampaikan pak daniel. Mencatat dan tanya-jawab menjadi sesi wajib di setiap pelajaran.
Kali ini tidak untuk marc, ia harus tetap menjalani masa hukuman akibat keteledorannya sendiri. Dia berdiri dengan gagahnya di depan kelas, berpose ala superhero namun lebih mirip patung pancoran. Tidak mensia-siakan kesempatan, dani memotret kelakuan sahabatnya menggunakan kamera ponselnya. Ia mencuri-curi celah saat pak daniel menulis di papan tulis, membelakangi murid-murid. ‘jepret...!’ patung pancoran versi terbaru telah di rilis. Tak segan-segan, dani meng-upload hasil jepretannya ke media sosial, twitter dengan caption ‘ini dia pahlawan kesiangan lol’
-
            Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas, melakukan aktivitas masing-masing. Ada yang pergi ke kantin, perpustakaan ataupun sekadar merelaksasi pikiran di taman sekolah.
          “ingat, kau masih dalam masa hukuman” pak daniel mengingatkan kembali pada marc akan hukuman yang belum berakhir. Lalu ia pergi.
          “ada calon ob ni...” dani menggoda sohib-nya. Nadanya datar namun bermaksud mengejek.
          “ada yang mau mulutnya di sumpal ni...” balas marc setengah mengancam. “bantu aku bersih-bersih toilet, please” pinta marc dengan muka memelas.
          “aku baru dengar ketua gank minta bantuan” sahut iannone dari belakang tubuh dani.
Mereka bertiga tergabung dalam satu gank yang dinamai ‘MAD P.’–baca : med pi–. Kata mad sendiri jika di translate-kan ke dalam bahasa indonesia berarti gila. Sebenarnya, nama mad diambil dari nama depan para anggotanya, m dari marc, a dari andrea –iannone–, d dari dani.
“ketua gank juga manusia keles” marc mulai alay.
“kan ada celia si murid baru yang bakal bantu” dani membuat marc bungkam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
“mau sampai kapan berdiri di situ terus? sudah dua jam” tiba-tiba vanessa datang bersama celia, teman barunya. “buruan bersihkan toilet! ini sudah ada celia” siku vanessa menyenggol lengan celia, memberi isyarat.
“ah, diam kau cerewet! dasar orang tidak tahu diri! pergi jauh-jauh sana, parasit!” umpat marc. “ayo, bersihkan toilet!” marc menarik tangan kanan celia secara paksa. Mengajak untuk segera membersihkan toilet.
          Hati vanessa terluka karena perkataan marc tadi. Mungkin saja ini balasan atas perbuatannya pada marc. Salah sendiri main seenaknya mutusin hubungan tanpa alasan dan sebab, mensia-siakan cinta yang tulus. Namun, ia mencoba menahan diri.
-
          “lepasin tanganku!” bentak celia. Ekspresi wajahnya begitu garang bak kucing yang ekornya terinjak.
          “okay, aku lepasin tapi ada syaratnya”
          “apa?”
          “bersihin toilet sendirian”
          “enak saja kamu! kamu kan juga di hukum”
          “siapa suruh menabrakku tadi pagi?” ujar marc sembari melipatkan kedua tangan di dada.
          Celia menatap mata marc geram. Tangannya mengepal. Tekanan darahnya naik. Jika ia sebuah kereta uap, mungkin ia sudah mengeluarkan asap dari lubang telinga. Berbeda dengan marc, dia terlihat begitu santai. Sorot matanya menunjukan tidak ada rasa bersalah ataupun belas kasihan.
“memang ada hubungannya? lagipula itu sebuah ke tidak sengaja-an”
          “pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus membersihkan kamar mandi sendirian! aku mau kembali ke kelas” lagi-lagi marc berhasil membuat tingkat kemarahan celia memuncak. Dengan penuh keangkuhan, marc melangkah menjauh dari tempatnya berdiri.
          “dasar cowok sialan! aku akan balas dendam” ancam celia. Kakinya di hentakan keras pada lantai. Kedua tangannya bertengger indah di pingul. Seperti seseorang yang menantang musuh. Nampak jika ia tidak main-main dengan ucapannya.
          Bunyi bel tanda berakhirnya pelajaran menggema ke seluruh ruangan sekolah. Bu laura, guru biologi keluar dari ruang kelas XI D tempatnya mengajar. Murid-murid menyusul di belakangnya dengan menenteng tas, pulang ke rumah. Begitu juga dengan gank mad p, mereka bertiga jalan beriringan meninggalkan ruang kelas menuju lapangan parkir.
          Keadaan kelas sangat sunyi. Tinggal celia dan vanessa yang bergeming, asyik bergelut dengan pikiran sendiri. Rencananya, mereka akan mengobrol di taman sekolah siang ini, meneruskan obrolan yang tertunda karena bel masuk. Namun, hingga saat ini mereka berdua masih saja saling membisu. Entah mau sampai kapan ini akan berlanjut. Matahari semakin memanas, untung mereka berada dalam kelas maka kulit tidak terbakar. Mereka duduk tenang tanpa bergerak sedikitpun. Hingga suara perut lapar memecah keheningan.
          “kamu lapar?”
          “engga kok” bantah celia.
          “terus tadi itu suara perut siapa?”
          “mana aku tahu”
          “jujur saja kau lapar, kan?”
Celia cengengesan.
          “aku juga lapar. gimana kalau kita ngobrolnya sambil makan di kantin?” lanjut vanessa dengan kelopak mata yang berkedip genit.
          “baiklah, karena kamu yang mengajak jadi kamu juga yang traktir”
          “okay”
          Mereka berdua beranjak dari bangku yang telah di duduki selama limabelas menit setelah jam pulang tiba. Berjalan santai menuju kantin yang berada di belakang aula sekolah. Suasana kantin tidak seramai biasanya jadi mereka dapat memilih tempat sesuka hati.
          “bakso dua mangkuk sama es teh dua” teriak vanessa memesan makanan pada ibu kantin.
          “vanessa, aku boleh tanya sesuatu”
          “sure. eh, kalau panggil namaku cukup nessa saja engga perlu panjang-panjang”
          “okay”
          “mau tanya apa?” kepala vanessa mendekat ke muka celia. Tanda jika ia bersedia mendengarkan pertanyaan celia.
          “tidak perlu terlalu dekat”
          “sorry, sorry” vanessa menarik mundur kepalanya, menjaga jarak.
          “cowok yang tadi di hukum berdiri di depan kelas dan bersihin toilet itu namanya siapa, ya?”
          “kenapa? kamu naksir, ya?” ucap vanessa asal.
          “naksir? ya ampun parah banget aku naksir orang sombong kayak dia yang ada aku malah benci”
          Vanessa tersenyum simpul. “namanya marc, marc marquez alenta. dia ketua gank mad p. dia orangnya memang sombong tapi semata-mata demi menjaga pencitraan, dalamnya sih baik kalau kamu engga cari masalah sama dia”
          Pesanan vanessa sudah siap. Ibu kantin pun mengantarkan nampan dengan dua mangkuk bakso serta dua gelas es teh di atasnya ke meja tempat vanessa dan celia duduk. Meletakan satu persatu ke hadapan keduanya.
          “makasih,bu” tungkas vanessa.
          “sama sama” ibu kantin pergi menjauh dari meja vanessa dan celia.
          “ngobrolnya sambil makan,ya? aku lapar” pinta celia.
          “santai aja kali”
          “oh, ya! aku mau curhat. boleh ya, nes?”
Vanessa mengangguk sembari menyeruput es teh.
          “jadi tu gini, tadi pagi aku engga sengaja nabrak marc....”
          “ho’oh” timpal vanessa sibuk melahap bakso.
          “dia marah sama aku. gara-gara itu aku di suruh bersihin toilet sendirian dan dia hanya enak-enakan. aku engga terima dong nes, emangnya aku pembantu yang bisa di perintah ini itu” celia juga memakan bakso di hadapannya dengan lahap.
          “t’rus kamu mau balas dendam gitu?”
          “maunya juga gitu”
          “aku engga ikut-ikutan, cel” vanessa mengangkat ke dua tangannya ke atas,  menyerah.
          “perang belum di mulai ko sudah nyerah, sih? bantuin sahabatnya engga ada salahnya,kan?”
          “emang kamu sahabatku?” vanessa menggoda.
          “ye, jahat banget sih kamu. walaupun baru pertama kali bertemu, aku nganggep kamu sahabat. engga masalah,kan?”
          “engga sih, aku juga nganggep kamu itu sahabat”
          “terus, kenapa kamu engga mau bantuin aku?”
          Vanessa terdiam, berpikir sejenak. Dilema menghantui vanessa, ia bingung harus memilih antara sahabat atau perasaannya. Setelah menimbang-nimbang dua pilihan yang terbilang lumayan berat bagi vanessa, akhirnya ia bersedia membantu sahabat yang juga merangkap sebagai kenalan barunya. Pasrah akan apa yang di rencanakan celia untuk membalas dendamnya pada marc, sang musuh celia.
          Sarah marcelia a.k.a celia pun membisikkan rencana gilanya pada telingga kiri vanessa. Vanessa mengernyitkan dahi tanda jikalau ia memperhatikan betul apa yang di bisikan celia. Awalnya, ia kurang yakin bila rencana celia akan berhasil.
          “kalau engga berhasil gimana?”
          “tenang saja, pasti berhasil” celia tampak begitu optimis jika rencana yang sudah di susunnya matang-matang akan berhasil.
          “kita bakal kena masalah besar, cel”
          “tidak sebesar rasa benciku pada marc” celia menggunjang meja dengan pukulan tangganya.
          Vanessa memandang celia dengan tatapan kosong. Ia nampak begitu cemas. Menggigit bibir bawahnya tiada henti-henti. Memainkan sedotan berwarna kuning terang yang di gunakannya untuk menikmati es teh, memutarnya tak berarah. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya namun ia tidak mau mengemukakan. Celia dapat membacanya jelas dari raut wajah vanessa. Ia begitu peka tentang perasaan seseorang, itulah salah satu keahlian gadis berambut hitam pekat. Namun ia tak pedulikan itu, ia tetap bersikukuh untuk balas dendam pada marc.
          “aku  pulang!” teriak marc lantang.
          Tidak ada jawaban. Suaranya kurang keras, pikirnya. Ia mencoba berteriak lagi, kali ini dua kali lebih kencang dibandingkan yang tadi.
“Hello! anybody home?”
Masih tidak ada jawaban. Ia heran, mengapa rumah sangat sepi bahkan tidak ada satupun orang kecuali kucing peliharaan mami roser yang tertidur pulas di sofa.  
          Mama kemana?pintu rumah tidak di kunci. alex juga belum pulang?kalau papa dari kemarin pergi. tanya marc dalam hati.
          “kenapa teriak-teriak? ini rumah bukan hutan.” suara wanita paruh baya dari belakang mengagetkan marc. Mendengar ada seseorang menyahut, marc menoleh.
          “mama dari mana saja? alex juga belum pulang?”
          “kau juga dari mana saja? jam segini baru pulang?” mami roser malah balik bertanya.
          “a-a-a-aku...” jawab marc terbata-bata. Ia tak tahu harus berkata apa untuk menutupi perbuatannya. Intinya, ia ingin berbohong tapi tidak tahu bagaimana mengatakan dan apa alasan yang digunakan.
          “mama dari supermarket, membeli sayuran. alex tadi sudah pulang lalu pergi lagi bersama teman-temannya.” mami roser memotong pembicaraan marc yang terlalu lama.
          “oh, begitu rupanya” marc mencoba tenang agar mami roser tidak curiga.
Jika mami roser cermat, ia akan menemui kejanggalan dalam diri marc. Namun sayang, mami roser harus segera memasak menu makan malam sebelum waktunya tiba jadi tidak memperhatikan keadaan tubuh marc secara seksama.
          “aku masuk kamar dulu” marc berjalan cepat menuju kamar.
          Ketika telah berada di dalam kamar, ia melihat buku berwarna biru langit tergeletak di atas meja belajar. Buku itu merupakan buku tulis fisika marc yang tertinggal, buku pembawa sial.
          “buku ini sumber penyebabnya” gumam marc tersenyum sinis sembari memegang buku tulis fisika itu, lalu meletakannya kembali.



To be continued

Comment plz! jangan jadi pembaca gelap! kasian author-nya :)



6 komentar:

  1. Genk MAD P apapula? yang penting jangan kredit panci murah..:D

    BalasHapus
  2. people ya kirain pacarku...plakkkkk

    BalasHapus
  3. wah..play girl dong.Masak pacar sampek 3. ahahayy

    BalasHapus
  4. hahihuheho oke:) *ya iyalah...filosofi memang berkata demikian.

    BalasHapus
  5. keren lanjutin donk cepet ya ???? hahahaha

    BalasHapus