Cast : Zayn malik
Perrie edwards
Nicola peltz
Genre : Romance
Author : @Magdhawulan
Hi! aku bawa fanfic baru nih. Aku
bingung ini tu FF one shot ato mini FF soalnya kalo di bilang FF one shot
terlalu pendek kalo di bilang mini FF terlalu panjang. Dan satu lagi, ini tu
fanfic pelarian karena kehabisan ide buat ngelanjutin FF marc marquez : Call me
baby once again. Ya udah lah ya, mending langsung baca aja dan menurut kalian
ini apa? FF one shot or mini FF? comment!
Di siang hari yang terik, zayn tengah
berdiri di ambang pintu apartemen sederhana –kelas menengah– milik temannya.
Telah berulang-ulang kali ia menekan tombol bel, namun sang pemilik belum juga
membukakan pintu. Yang menjadi pertanyaan mendasar, adakah orang di dalam
apartemen itu? Sudah setengah jam zayn menunggu respon penghuni apartemen atas
bel yang ditekannya sedari tadi.
Orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar
situ menatap zayn dengan tatapan mengintimidasi. Mereka curiga, sebab
tiga hari belakangan melihat zayn keluar-masuk apartemen yang setahu mereka
dihuni seorang wanita muda yang hidup sebatang kara.
“No matter what they say. this is not their business”, jawab zayn
jika dimintai pendapat tentang orang-orang itu.
Tak kurang akal, zayn menelepon pemilik
apartemen bernomor 237. Ide itu tidak pernah terbesit di pikirannya setengah
jam lalu, baru ia sadari ketika ia sudah merasa lelah menunggu. Tut... tut...
tut, nada sambung dari ponsel zayn.
“halo?!” suara dari seberang membuka percakapan.
Kenapa
suaranya terdengar dekat, ya? batin zayn dalam hati.
“kau dimana? aku sudah menunggumu selama tigapuluh menit di depan apartemenmu
sekarang mungkin sudah lebih dua menit aku lelah berdiri di luar menunggumu”
cerocos zayn tanpa titik maupun koma, mengungkapkan kekesalannya pada lawan
bicaranya di telepon.
“aku di belakangmu, zayn” balas suara dari seberang pesawat telepon lembut.
“jangan bercanda! aku sudah terlalu lelah untuk itu” zayn mulai sebal.
“coba tenggok ke belakang!” bisik seseorang ke telingga kanan zayn. Desah nafas
orang itu menggelitik. Membuat zayn terkejut.
Zayn menoleh ke belakang, melakukan apa yang dibisikkan di telinganya. Nampak
orang yang membuat kesabarannya habis pada tigapuluh menit terakhir berdiri di
belakang tubuhnya, sesosok wanita cantik berambut pirang serta berpenampilan fashionable.
“hey, kau telah habiskan rasa sabarku! kemana saja kau selama ini?” zayn menuding-nuding (?)
wanita itu secara tidak sopan. Wajar saja, karena kesabarannya telah melampaui
batas.
“aku baru saja membeli beberapa keperluan untuk membuat pesananmu” wanita itu
mengangkat tas plastik ke atas, sejajar dengan bahunya, memberitahu jika bungkusan
itu yang dimaksud, bahan pembuat ‘pesanan’ zayn.
“baiklah, aku memaafkanmu. tapi ingat, lain kali beri tahu aku jika kau sedang
tidak ada di rumah. okay?” ujar zayn sembari membelai rambut wanita yang
tergerai panjang.
“siap, bos!” bermaksud bercanda, wanita itu memberi hormat kepada zayn bak
seorang prajurit memberi penghormatan kepada sang jenderal atau atasan. Selepas
itu, ia membuka pintu apartemen yang terkunci “mari masuk!” wanita itu
mempersilahkan zayn masuk.
“ah, tidak usah! aku sibuk, banyak job. lagipula, aku juga tidak mau
merepotkanmu. sebentar lagi aku harus pergi” tolak zayn dengan berbagai alasan.
“tapi kenapa kau rela menunggu lama untuk bertemu denganku jika hanya sesingkat
ini... maksudku–”
“sebenarnya aku ingin mengobrol denganmu tapi itu setengah jam yang lalu
sekarang sudah terlambat. aku harus pergi, bye!” zayn memutar tubuhnya,
memunggungi wanita itu. Ia melambaikan tangan sembari berjalan menuruni anak tangga
agar sampai di lapangan, tempat mobilnya terparkir.
Dirasanya zayn sudah benar-benar pergi, wanita –yang entah siapa namanya–
memasuki apartemen yang baru di sewanya sebulan lalu. Wanita yang sehari-hari
bekerja sebagai hair stylist di sebuah salon ternama di kota
london harus segera merampungkan ‘pesanan’ zayn karena akan di serahkan esok
hari, sesuai perjanjian.
-
“who is she? dan apa keperluan zayn dengan wanita itu?” gumam perrie yang
secara diam-diam, tanpa sepengetahuan zayn menguntit plus menguping
pembicaraan tunangannya dengan wanita asing dari kejauhan.
“jadi ini, kenapa tigahari belakangan kamu sering keluar siang-siang? ooo....”
perrie mengangguk-anggukkan kepala. “sebentar, tadi aku dengar wanita itu
bicara ‘pesanan’. apa maksudnya? mereka juga terlihat begitu akrab hmmmm...
mencurigakan” lanjutnya sembari mengusap-usap dagu.
Perrie berjalan keluar dari tempat bersembunyian menuju mobil yang di parkirkan
di bawah. Sempat terlintas di benaknya supaya pergi mengunjungi apartemen
wanita itu untuk memecahkan tanda tanya besar yang mensesaki hatinya akan
tetapi perrie segera mengurungkan niat itu.
----
Ting... tong... ting.... tong, suara bel rumah zayn&perrie berbunyi, itu
pertanda bahwa mereka kedatangan tamu. Perrie terpaksa menunda kegiatan minggu
bersih –kegiatan rutin di rumah zayn&perrie– beberapa waktu dan membukakan
pintu. Alih-alih mempersilahkan masuk, perrie justru terkejut bukan main
sehingga sulak yang digegamnya erat terjatuh.
“ka-ka-kau....?” tanya perrie terbata-bata. Ia terperangah karena wanita yang
ia curigai sebagai selingkuhan zayn berdiri di hadapannya dengan menenteng sebuah
kotak.
Wanita
itu! ada apa dia kemari? Batin perrie.
“aku hanya–” wanita itu tidak melanjutkan ucapannya
“hey, kau sudah datang!” teriak zayn tiba-tiba muncul dari balik tubuh perrie.
“kau datang di saat yang tidak tepat” sambung zayn lirih, ekor matanya melirik
ke arah perrie.
“who is she? oh, ya kemarin aku melihatmu sangat akrab dengannya di depan
apartemennya. jelaskan padaku, zayn!”
“darimana kau tahu kemarin aku bertemu dengannya di apartemennya? kau
mengikutiku, ya? dasar posesif!” zayn menggelitiki perrie hingga membuatnya
mengeliat seperti cacing kepanasan.
Wanita itu terkekeh melihat kelakuan sepasang kekasih yang tak lama lagi akan
saling bahu-membahu membina keluarga baru sebagai suami-istri yang sah.
Perrie terus berusaha menyingkirkan tangan zayn dari pinggangnya. “cukup, zayn!
hentikan! malu tahu dilihat orang lain” gertak perrie.
“jawab dulu pertanyaanku!”
“iya, aku mengikutimu kemarin. aku penasaran mengapa setiap siang kau selalu
keluar rumah tanpa alasan” aku perrie pada akhirnya.
Zayn berhenti menggelitiki perrie. Ia mendesah sekilas. “baiklah, akan
kujelaskan semuanya secara runtut tapi masuk dulu. tidak nyaman berbincang di
sini”
Perrie dan wanita itu menampakan raut wajah yang menyatakan sepaham dengan
zayn. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
Perry duduk berdampingan dengan zayn sementara wanita itu duduk di hadapan
mereka
“perrie, perkenalkan ini nicola. dia temanku namun aku menganggapnya seperti
adik sendiri. nicola, perkenalkan ini perrie. dia tunanganku” zayn
memperkenalkan secara bergiliran ke dua wanita yang sama sekali belum pernah
bertemu.
Perrie dan nicola berjabat tangan sembari saling melemparkan senyuman termanis
mereka.
“aku kemarin mendengar kalian berbicara soal pesanan. apa itu maksudnya?” hobi kepo perrie
kumat ‘lagi’.
Zayn dan nicola tersenyum geli. Tak disangka, perrie se-posesif ini. Wajarlah
jika seorang tunangan seperti ini bagaimanapun zayn adalah calon suaminya
nanti. Lebih baik langsung to the poin daripada keingintahuan
terpendamnya menumpuk rasa curiga.
Zayn menarik nafas dalam. “rencananya, aku ingin membuat kejutan dengan
memberimu kue tart kesukaanmu. nah, karena nicola mahir membuat kue tart dan
rasanya enak maka aku memesan ke dia. hari ini, ia bermaksud menyerahkan kue
tart itu. jadi, pesanan yang di maksud adalah kue tart kesukaanmu, blackforest”
zayn menjawab pertanyaan perrie dengan penuh kesabaran. Ia menerangkan apa
adanya satu persatu.
“oh begitu... tapi kemarin kalian terlihat akrab sekali”
“aku dan zayn sekadar berteman saja. aku menganggap zayn seperti kakak sendiri
jadi tidak perlu khawatir!” sahut nicola berusaha meyakinkan perrie.
Perrie manggut-manggut. Ia sudah paham sekarang. Dugaannya ternyata salah, zayn
memang pria setia. Tanda tanya besar yang mensesaki hatinya sirna sudah laksana
awan mendung tersapu angin.
“aku pulang dulu! nikmati waktu berdua kalian” nicola pamit pulang.
Zayn beserta perrie mengantar nicola pulang sampai depan gerbang rumah. “bye!”
ucap perrie sebagai salam perpisahan.
“sekarang kau percaya padaku, bukan?” zayn mencubit cuping hidung perrie.
“iya” perrie juga melakukan hal yang sama, mencubit cuping hidung zayn.
“sudahlah, kita makan kue tart saja, bagaimana?” tawar zayn.
“ide bagus”
Zayn dan perrie masuk ke dalam rumah. Mengganti waktu kegiatan minggu bersih
mereka dengan menikmati kue tart buatan nicola. Menghabiskan sekotak kue tart
sembari bersenda gurau. Zayn yang kehabisan bahan lawakan, mengolok-olok sifat
posesif perrie. Walaupun, sedikit sakit tapi perrie menerima. Alangkah
bahagianya dua sejoli ini.
The End
Maap, gaje ye? hahahahaha kehabisan ide,sih... otaknya lagi
mampet. Oh,ya comment dong! satu kata aja berarti buat aku, biar jadi motivasi.
Inget, jangan jadi pembaca gelap! kesian author-nya.
Ciye...cubit cubitan...ow ow.
BalasHapusThanks ya:)
Tapi bener loh ...apakah adek punya jimat buat ff..
Cepet BGT deh.Cuma berapa hari doang langsung kelar.'GOOD JOB'
tapi kan tetep apa ya harus mikir gitu...ya soalnya udah terlatih sih makanya cepet.
HapusNanti kalo di SMA ikut aja extra jurnalistik,nanti kan juga kayak buat surat kabar gitu.
ff indonesia ya o iya kaka2 kalo pada ngumpul di bandung cari penginapan yang murah strategis ke zbackpacker aja ka HOSTEL MURAH DI BANDUNG COCOK UNTUK BACKPACKER aku reccomed banget nih buat yang bingung cari penginapan di daerah bandung
BalasHapus