Title
: Red Dress [One shot]
Main
cast
: Niall horan
Selena gomez
Barbara palvin
Supporting cast : Louis tomlinson
Harry styles
Zayn malik
Liam payne
Genre
: Romance.
Hi hi hi! aku
kembali bawa ff baru. FF kali ini tentang pacarku, niall horan *dihajar
directioner* aku membuat and posting ff ini untuk memperingati hari anniversary
ke-empat 1D yang jatuh hari ini. Ingat! Ini adalah ff jadi cuma karangan
penulis ga usah di sama-samain sama kenyataan. Happy reading!
“niall!” jerit
seseorang dari belakang.
Merasa namanya
disebut, niall menoleh ke belakang, mencari sang pemilik suara yang sudah tak
asing itu. Suara yang telah seminggu hilang dari peredaran, tidak ia dengar.
Namun, ia masih hafal. Suara manja milik sahabat perempuan-nya.
“niall!” jeritan
yang sama kembali terdengar. Gadis tersebut berlari menghampiri tempat niall
berada dengan wajah penuh keceriaan. Hentakan sepatu boot-nya berbunyi ‘buk... buk... buk’ bak prajurit sedang baris berbaris namun
bedanya tidak berirama.
Niall memalingkan
wajahnya, kembali menatap kedepan, melihat bunga mawar merah terhampar luas
mengelilingi sebuah patung wanita pemanah, simbol zodiak sagitarius.
“kau pasti rindu
denganku” celetuk selena sok tahu dan penuh percaya diri. Ia dikenal sebagai seorang gadis remaja yang
memiliki tingkat kepercayaan diri cukup tinggi dibandingkan dengan teman wanita
niall lainnya. Selepas berkata demikian, ia duduk mendampingi niall.
Niall tak menanggapi
celetukan selena.
“what are you
doing?”
“mengenang masa
lalu” balas niall santai. Raut wajahnya begitu dingin, sedingin jus lemon yang
dijajakan seorang anak kecil di sebelah pohon rindang yang menaungi mereka
berdua.
“jadi failed move on
ceritanya?” selena menggoda sahabatnya sendiri. Ia tersenyum jahil. Jari
tangannya membentuk sebuah hati yang terpisah, broken heart.
“aku sedang tidak
ingin bercanda atau berdebat denganmu. jadi, jangan memancingnya” niall menepis
tangan selena yang terus saja membentuk sebuah hati yang terbelah menjadi dua.
“okay. lebih baik
aku pergi saja” selena bangkit berdiri dari bangku taman kayu bercat putih.
“jangan pergi,
temani aku disini! ada yang ingin ku sampaikan padamu” niall memegang tangan
kiri selena, menahan kepergian teman masa kecilnya.
Kali ini selena tak
menepis genggaman tangan niall. Biasanya, jika niall melakukan hal yang sama
seperti itu, selena akan menepis atau bahkan lari meninggalkan niall sendirian,
tak peduli. Ia kembali duduk bersebelahan dengan niall, seperti posisinya
sebelum beranjak pergi.
“malam ini kau ada
acara tidak?” niall berbasa-basi.
“tidak ada.
memangnya ada perlu apa?” selena semakin tambah penasaran. Pikirannya mulai
menerka-nerka apa yang dimaksud niall.
“aku ingin menikmati
indahnya langit malam bersamamu” niall mendadak puitis.
“maksudmu?” pipi
selena menjadi merah merona. Ia tersipu malu.
“kita akan
berjalan-jalan berdua”
“berdua?” tanya
selena setengah berteriak. Ia sangat terkejut.
Sebagai sahabat,
jalan berdua merupakan hal yang lumrah. Namun, kali ini selena merasakan ada
yang berbeda dalam diri niall. Mulai dari cara bicaranya, bahasa tubuhnya serta
cara penyampaiannya. Bukan jalan berdua seperti yang biasa ia lakukan bersama
niall, melainkan jalan berdua dengan pemahaman lebih intens. Apa ini hanya
perasaan selena saja yang melebih-lebihkan? Biarlah hanya selena dan Tuhan yang
tahu.
“iya, berdua. just
you and I . dan aku ingin melihatmu tampil cantik malam ini. ku tunggu di
tempat ini. jangan lupa!”
Apa ini artinya
kita akan berkencan, niall? Batin selena dalam hati.
-----
Selena duduk
termenung di sudut kamar. Ia nampak begitu sedih. Terlihat, ada bekas linangan
air mata yang mengering di pipi. Matanya juga sembab. Ia memeluk bantal
berwarna pink, menenggelamkan kepalanya pada bantal bermotif spiral itu,
meredam suara isak tangisnya.
“selena!” teriak
seseorang memanggil penghuni kamar minimalis itu.
Selena mengusap
bekas air matanya dengan tissue. Lalu berdeham sebentar, mengembalikan suara
cerianya. Ia tidak mau orang lain melihatnya dalam keadaan sedih. Tak lupa,
selena juga berpindah posisi. Sebelumnya, ia duduk di sudut kamar kini ia telah
duduk di atas ranjang. Setelah dirasaannya semua kembali normal, selena
membalas panggilan itu. “ada apa, ma?”
“mama masuk, ya?”
“iya”
Pintu kamar terbuka.
Sesaat, seseorang berjalan masuk ke dalam kamar dari arah yang sama. Seseorang
itu ialah mama selena, ibu sekaligus sahabat terbaik dan teristimewa.
“ada apa, ma?”
selena mengulangi pertanyaan yang sama.
“ah, tidak. mama
hanya ingin melihat princess mama”
Selena tersenyum
simpul.
“kamu habis
menangis, ya?” mama selena menunjuk mata coklat terang yang sama dengan
matanya. Kemudian melirik ke kanan, melihat gumpalan-gumpalan tissue berserakan di lantai.
“tidak. aku
baik-baik saja” elak selena berusaha menutup-nutupi kejadian sebenarnya.
“don’t be lie!” gertak mama selena.
“baiklah, aku habis
menangis. aku menangis karena aku tidak tahu harus memakai pakaian apa nanti
malam. aku tidak punya pakaian yang cocok dipakai saat berkencan. tidak mungkin
aku berkencan memakai piyama atau kaos dan jeans. Sebenarnya,
aku ingin sekali membeli sebuah dress namun uang berkata tidak” terang selena panjang lebar. Nada bicaranya
terdengar panik dengan penekanan di akhir kalimat.
“tenang saja! mama
punya mini dress. sebentar, mama ambilkan”
Mama selena pergi
meninggalkan kamar bernuansa merah jambu untuk mengambil sebuah mini dress. Selagi menunggu mama kembali, selena terus menerus mengecek jam di layar
ponsel. Kurang satu jam lagi peristiwa ‘bersejarah’ akan di mulai, kencan
pertama selena. Ia membuka dan menutup flip ponselnya tanpa henti. Selena takut
terlambat menemui niall di taman yang telah di janjikan. Dan ketakutan
terbesarnya yakni batal berkencan dengan niall horan. Padahal, moment berkencan dengan niall telah selena
dambakan sedari dulu.
“apa kau juga
mengalami hal yang sama denganku? bingung memilih pakaian, tidak sabar untuk
bertemu. apa kau juga seperti itu, niall?” gumam selena sembari memandangi foto
niall di akun instagram-nya.
“mama kembali!” seru
mama selena sembari menjinjing sebuah mini dress polos berwarna nude dan sepasang high heels berwarna senada.
“wah, bagus sekali mini dress dan sepatunya! aku jadi tidak sabar
untuk segera memakainya” puji selena.
“asal kamu tahu, dress dan sepatu ini yang membuat mama
bertemu dengan cinta sejati mama yaitu papa kamu. dulu, saat mama pakai dress ini papa kamu langsung jatuh cinta
pada pandangan pertama. mama harap apa yang mama alami dulu juga terjadi
padamu” mama menerangkan sejarah singkat mini dress dan sepatu berhak lima centimeter itu.
Mama selena sengaja
menyimpan mini dress dan sepatu high heels itu untuk dikenakan selena ketika sudah saatnya tiba. Dan kini, saat itupun
akhirnya tiba. Beberapa menit lagi, selena akan memakai mini dress ‘ajaib’ yang dapat mempertemukan
bahkan menyatukan dua insan manusia berbeda dalam satu ikatan cinta. Mama
selena rajin mencuci dan menyeterika mini dress tersebut sekalipun tidak terpakai, oleh sebab itu
tetap terlihat bersih dan rapi.
Selena segera menuju
ke kamar mandi untuk menyiram tubuhnya dengan air hangat, membersihkan
debu-debu yang menempel di kulit eksotis-nya dengan sabun, mengeramasi(?)
rambut yang kusut karena tadi sewaktu menangis selena mengacak-acaknya.
Selang duapuluh
menit, selena keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalutkan handuk. Lalu,
mengenakan mini dress milik mama selena –sekarang jadi miliknya–. Seusai itu, ia mengeringkan
rambut dengan hair dryer lalu menyisirnya penuh perasaan. Mengaplikasikan make up tipis pada wajahnya. Tak luput, ia
juga memakai sepatu high heels yang ‘diturunkan’ dari mamanya. Selena sudah siap ‘tuk berkencan.
----
Dinginnya angin
malam mengayunkan rambut blonde niall. Ia berjalan mondar-mandir kian kemari. Menggigiti kuku ibu jarinya,
resah. Berkali-kali ia melihat alroji pemberian salah seorang fans fanatik-nya.
Gaya niall layaknya bos yang di kejar-kejar oleh waktu, sibuk. Sebenarnya, apa yang dilakukan
niall? malam-malam begini bukannya di rumah malah berdiri sendirian di taman.
Yang mencurigakan lagi, style bajunya begitu rapi. Usut punya usut, ternyata ia sedang menunggu kehadiran
selena.
“hi!” suara itu
lagi. Tidak perlu di tanya, suara itu pasti milik selena.
“hi too!” niall
membalas sapaan selena. “kenapa lama sekali?”
“kau pasti tahulah
kebiasaan wanita” timpal selena malu-malu.
“hmmmm....” mata
niall menggeledah penampilan selena secara detail. Memperhatikan setiap
lengkung tubuhnya serta setiap polesan kosmetik yang menyempurnakan kecantikan
gadis berdarah latin ini.
“kita batalkan saja
acara malam ini” ucap niall tiba-tiba. Ucapan yang tak di sangka terlontar dari
mulut niall. Ucapan yang menyakiti hati selena.
“apa katamu?” selena
terbelalak.
“apa aku perlu
mengulang sekali lagi perkataanku? baiklah. kita batalkan saja acara malam
ini!”
“ta-ta-tapi kenapa?”
“kau salah kostum,
selena” jawab niall singkat.
“aku salah kostum?”
selena mengulangi ucapan niall.
“iya, salah kostum.
apa kau tidak tahu jika aku hanya mau berkencan dengan gadis yang memakai baju
merah? lihat dressmu! apa itu warna merah?”
Selena melihat mini dress yang dikenakannya. Benar, mini dress itu tidak berwarna merah melainkan
berwarna nude.
“kau tidak pernah
mengatakannya”
“masalah kecil tidak
perlu di besarkan. aku pergi.” niall berbalik badan. Dia berjalan santai
menjauh dari selena. Dia tak pedulikan perasaan selena dan tetap bersikukuh
untuk hanya mengencani wanita berbaju merah saja.
“apa ini ada
hubungannya dengan barbara si wanita bergaun merah?” singgung selena.
Langkah kaki niall
terhenti setelah mendengar perkataan selena. Jujur, ia tersinggung. Memorinya
dipaksa mengingat kembali peristiwa yang terjadi setahun lalu tepatnya pada
tanggal duapuluh tiga juli 2013.
“tidak!” ujar niall
sembari melanjutkan langkah kakinya. Ia meninggalkan selena sendirian yang
terpaku di tempatnya.
----
Duapuluh tiga juli,
tanggal paling bersejarah bagi perjalanan karir niall horan dkk. Tanggal dimana
kelima pemuda inggris –kecuali niall– tergabung menjadi satu kesatuan,
terbentuknya boyband One Direction. Cikal bakal mereka berlima merintis karir di ranah hiburan
dunia. Kini tanggal tersebut terulang kembali namun dengan tahun yang berbeda,
angka tahun tersebut bertambah tiga tahun. Ya, hari ini hari anniversary grup musik yang merajai beberapa
tangga lagu dunia itu.
Louis, zayn, liam,
niall, harry sepakat untuk merayakan hari anniversary ke-tiga one direction di sebuah cafe yang berada di
tengah hiruk-pikuk kota new york. Bersenda-gurau bersama sembari menikmati
secangkir capuccino. Membahas perjuangan keras mereka tiga tahun lalu hingga
dapat sesukses sekarang.
“apa kalian masih
ingat bagaimana audisi kalian dulu?” louis membuka perbincangan.
“tentu saja. audisi
itu titik awal ketenaran kita” balas zayn menimpali pertanyaan louis.
“hahahaha... iya,
betul sekali kamu zayn” harry menepuk-nepuk pundak kanan zayn.
Tiba-tiba angin
berhembus kencang dari arah pintu masuk cafe hingga sedikit membantu
mendinginkan capuccino niall, ada pengunjung datang. Pengunjung itu berjalan memasuki
cafe layaknya seorang model sedang melenggang di atas catwalk. Lalu ia duduk di kursi yang tak jauh dari meja tempat one direction
berkumpul. Kecantikan pengunjung itu begitu mempesona sampai membuat niall
enggan untuk berhenti memandangi. Saat itu lagu milik grup musik kawakan dan
juga senior one direction, westlife yang berjudul uptown girl mengalun. Begitu pas dengan apa yang sedang terjadi di dalam cafe tersebut.
Tanpa sadar, niall sudah berada di hadapan gadis bergaun merah yang telah
membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama. Personil one direction lainnya
hanya dapat melongo melihat kelakuan temannya.
“niall, niall james horan” niall mengulurkan tangan kanannya, mengajak
berkenalan.
Ekspresi wanita itu tampak begitu terkejut. “nama yang indah. aku barbara
palvin” barbara juga mengulurkan tangan kanannya pada niall, berjabat
tangan.
“kau begitu cantik dengan gaun merah itu” niall mulai merayu barbara.
“dasar gombal!”
“tapi aku heran, kenapa di cafe seperti ini kau memakai gaun yang biasanya
digunakan di acara formal? lihat sekelilingmu!” niall mengedarkan pandangannya.
“setengah jam lagi aku akan menghadiri acara fashion show namun aku
menyempatkan diri untuk bersantai di cafe”
“oh, begitu rupanya”
niall mengangguk-anggukan kepala.
“kau bukannya
personil one direction, ya?” barbara ingat jika pemuda di hadapannya sekarang
ini merupakan pentolan boyband one direction. Ia tahu karena wajah mereka sering muncul di televesi dan
cover majalah.
Niall
menggaruk-garuk tengkuk lehernya.
Dering telepon
gengam barbara menggetarkan meja, ada pesan masuk. Barbara membuka dan membaca
isi pesan yang dikirimkan seseorang tanpa nama.
“Cepatlah datang! Semua orang menunggumu” isi pesan tersebut.
“maafkan aku, aku harus pergi” barbara mengambil tas jinjingnya,
mengalungkannya di pergelangan tangan kanan.
“kau belum memesan
apapun” kelima jari niall merujuk ke arah meja kosong di depannya
“sekali lagi,
maafkan aku. senang bisa mengenalmu” barbara melambaikan tangannya, salam
perpisahan. Ia nampak terburu-buru berjalan keluar cafe.
Niall tidak dapat
mencegah kepergian barbara. Yang dapat ia lakukan hanya memandangi bayangan
barbara yang semakin lama semakin mejauh dan berharap terjadi pertemuan kedua
dengannya.
----
Hari ini merupakan free day bagi niall maupun personil one
direction lainnya karena mereka baru saja merampungkan tur dunia yang bertajuk
WWA Tour di berbagai belahan dunia. Niall memanfaatkan waktu senggang ini untuk
bermalas-malasan. Makan, tidur, nonton film, main game menjadi kesibukannya
selama masa santai berlangsung.
“hey! kenapa
akhir-akhir ini kau jarang menemui selena?” louis menimpuk kepala niall dengan
bantal dari samping.
“bukan urusanmu!”
bentak niall yang sedang asyik bermain game.
“baiklah” louis
duduk di sofa, menonton acara televisi kesayangannya.
“apa kau tidak
merasa bersalah?” tiba-tiba liam menyahut padahal ia sedang memasak mie instant di dapur. Percakapan niall dan louis terdengar
sampai keseluruh ruangan rumah, termasuk dapur.
“merasa bersalah?
apa maksudmu?” niall berhenti memencet tombol pada nitendo dan berdalih menatap
dinding dapur.
“kemarin, selena
curhat pada kami lewat skype tentang kejadian itu,, you know,lah. katanya kau
membatalkan kencan kalian hanya karena selena tidak memakai baju berwarna
merah. dia sangat kecewa, niall. dia sudah berdandan semaksimal mungkin namun
apa yang terjadi? kau patahkan hatinya” louis menerangkan satu-persatu secara
runtut.
“kau juga patahkan
semangatnya, niall” liam menyambung, menambah rentetan penjelasan louis.
“andaikan acara
kencan itu tidak kau batalkan, itu akan jadi kencan pertama selena dan ia sudah
menunggunya bertahun-tahun” bubuh zayn.
“asalkan kau tahu,
dia menyukaimu” kepala harry muncul dari balik pintu kulkas yang terbuka, ia
sedang mengambil susu.
Niall bungkam seribu
bahasa. Pikirannya mendadak macet. Mulut serasa kaku, sukar untuk berkata.
Bilang ‘a’ saja sulit. Paling-paling juga gagu. Sekarang, ia sedang terpojok.
Hatinya terus ditempa oleh rasa bersalah. Ia menyesal telah mengecewakan
selena. Obsesi-nya terhadap dress berwarna merah telah membekukan hati nurani. Obsesi yang berawal dari
ketertarikannya kepada barbara palvin setahun lalu.
“apa yang harus
kulakukan untuk menebus kesalahanku?” tanya niall pada akhirnya. Ia meminta
pendapat pada ke-empat sahabatnya yang sedang berkumpul di ruang tengah, tempat
niall berbaring.
“meminta maaf” tungkas
liam dan louis kompak.
“baiklah, akan
kulakukan. tapi bagaimana caranya?” niall meletakan nitendo-nya di atas meja.
“terserah. saranku,
gunakan cara yang tidak biasa dan luluhkan hatinya” timpal harry.
----
Buk....!, suara
benda jatuh yang dilemparkan seseorang dari luar jendela. Benda itu mendarat
sempurna di lantai kayu kamar. Selena yang saat itu sedang menciptakan sebuah
lagu yang tak lain dan tak bukan tentang perasaannya sendiri harus merelakan
kertas bertuliskan dua bait lirik lagu tercoret tinta penanya sendiri, ia
tersentak.
“sialan! siapa yang
berani-beraninya menggangguku malam-malam begini?” selena mengomel.
Selena beranjak dari tempat duduknya. Berjalan ke arah
jendela yang menghubungkan kamarnya dengan taman belakang rumah. Didapati
sebuah bungkusan kado dengan surat berwarna merah marun tergeletak di bawah,
dekat daun jendela. Tanpa ragu, selena mengambil bungkusan kado ‘misterius’ dan
membaca tulisan yang tersirat dalam surat tersebut.
Maafkan aku, selena. Aku menyesal telah membatalkan
kencan kita. Dan aku ingin tahu, apakah masih ada kesempatan kedua bagiku? Jika
iya, temui aku di taman pukul 7 malam. Pakailah pakaian yang ada di dalam
kotak! Ini hadiah untukmu sebagai permintaan maafku. Niall ♥
“so sweet! aku memaafkanmu, niall” selena memeluk erat
surat yang ternyata ditulis khusus oleh niall. Di luar dugaannya, niall dapat
se-romantis ini. Kekesalannya pada niall sirna seketika.
Selena segera membuka tutup kotak kado, tidak sabar untuk melihat hadiah
pemberian niall. “OH MY GOD!” selena menutup mulutnya, tak percaya. Hadiah itu
ternyata sebuah mini dress berwarna merah incarannya, mini dress yang ingin sekali dipakainya pada kecan itu namun uang enggan berpindah
tangan. Oleh sebab itu, selena memakai mini dress mamanya.
Dentuman jam besar di ruang tengah menggema keseluruh ruangan rumah,
termasuk kamar selena. Jam tujuh malam! Selena segera mengganti pakaian rumah
dengan mini dress pemberian niall. Ia berdandan secantik mungkin. Selena siap menggoncang
hati niall(?).
- Skip -
Ketika selena akan membuka pintu rumah, terdengar
suara orang bernyanyi. Selena tahu pasti siapa empunya suara emas itu. Dan
benar, saat selena membuka pintu,
“When I say I'm sorry....will you believe
me?....listen to my story....say you won't leave me...when I say I'm
sorry...can you forgive me?....when I say I will always be there....will you
believe, will you believe in me?” niall bersenandung dengan diiringi petikan
gitar akustik kesayangannya. Lagu itu special di-nyanyikannya
bagi selena sebagai permohonan maafnya.
"AKU MEMAAFKANMU, NIALL!!!"
Jantung selena berdegup kencang, berpancu dengan waktu
yang berjalan cepat. Hatinya luluh oleh ketulusan yang mengalir shaydu di
setiap untain syair lagu milik Chris Daughtry yang berjudul Sorry. Berkat itu juga, selena kesulitan
menghirup udara bebas, dadanya sesak karena petikan gitar itu mengikat.
Bruk...! selena jatuh pingsan, tak kuasa menahan ke-terkejutannya. Malam ini
akan menjadi malam yang panjang.
The End
Maap, endingnya gaje ya? waks
Leave a comment, please!
ahaha...jadi Niall cuma mau kencan sama gadis bergaun merah..ternyata oh ternyata.
BalasHapusRomantis bangettt Niall...
FF khusus Zayn ada gak? :) I believe you can!!!
semoga Barbara itu nanti seperti saudaraku hhhh
BalasHapusyo dicoba coba ya..*nyuruh nyuruh aja ni orang gak mau buat sendiri...
plisss yang ikhlas dong!!
BalasHapusini udah ikhlas... dari lubuk hati terdalam
Hapusberapa dalamnya?
BalasHapusga tahu.... yang penting lebih dalam dari selokan *oooopppsss
Hapuskirain sedalam samudra pasifik + palung Mariana
Hapuseh eh ternyata..Niall !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
eh, kenapa teriak niall?
Hapustiru tiru jeritan Selena:D
HapusEnggak apa apa kan??
LuckyClub: Play online casino with LuckyClub for free
BalasHapusJoin now and get a €50 Welcome Bonus with a 50 free spins 카지노사이트luckclub + 50 Extra Spins with Lucky Club! Join now and get a €50 Welcome Bonus with a 50 free spins + 50 Extra Spins with