Title
: Rain.
Cast
: Harry styles
Ariana grande (ari)
Genre
: Romance
Leght
: One shot
Author :
@Magdhawulan
First, aku minta maaf karena udah lama gak nge-posting ff baru. Second, aku
minta maaf soal cover ff yang gaje plus plus soalnya aku lagi males banget
edit-edit foto. Dan.... aku minta maaf kalo Ffnya gaje. Happy reading!
Jamkos –jam kosong. Tak ada satupun guru yang memasuki kelas untuk mengajar
maupun sekedar memberi tugas. Entah sekolah diliburkan atau-. Tapi kenapa tidak
ada pemberitahuan sebelumnya? Kenapa murid-murid yang masuk tidak diperintahkan
pulang? Semua guru juga hadir. Aneh.
Sementara di dalam kelas murid-murid sibuk mencari kegiatan yang dapat mengusir
rasa jenuh, di luar sedang hujan lebat. Sial, terjebak di dalam. Tidak dapat
beraktivitas di lapangan. Dahan-dahan pohon terombang-ambing oleh hembusan
angin kencang. Tetesan air hujan masuk ke dalam melalui celah-celah ventilasi,
membasahi kertas penuh coretan milik ariana karena kebetulan hari ini ia duduk
dekat jendela otomatis dekat ventilasi juga.
“damn! ini hanya membuang waktuku saja” ariana menghentikan kegiatan
corat-coret gak jelas lalu menghempaskan punggungnya ke
sandaran bangku kayu tua. Pandanganya diedarakan ke seluruh penjuru kelas.
Mencari-cari sesuatu untuk dijadikan objek.
Tidak sengaja, telingga ariana menangkap beberapa obrolan singkat para cewek biang
gosip di belakangnya.
“eh,eh,eh kalian tahu kak harry? ketua OSIS yang super kece itu” ucap salah
seorang gadis memprovokatori kegiatan gosip-menggosip.
“i ya, kenapa emang?” timpal gadis lainnya.
“denger-denger dia baru putus dari pacarnya”
“yang member cheers itu?”
“ho’oh. kak cara... cewek paling famous seantero sekolah”
“kesempatan buat PDKT nih...”
“hahahahaha...” ketiga gadis itu tertawa geli secara bersamaan.
“Omaygat, kak harry baru putus?” ariana tidak percaya.
Kabar burung –tidak diketahui kepastiannya itu sangat
membahagiakan bagi ari, mungkin bagi kak harry dan pacarnya itu adalah kabar
buruk. Bagaimana tidak? ari sudah menantikan kabar ini sejak lama bahkan sejak
mereka jadian. Secara, ariana menyukai kakak kelasnya, harry. Jahat sih, tapi
ya begitulah. Kalian pasti ingin dengar kabar seperti ini juga jika sedang
jatuh cinta sama pacar orang, kan?
Tilulilit....
“ekhem, diberitahukan kepada seluruh siswa
bahwa hari ini tidak ada pelajaran dikarenakan semua guru sedang rapat dadakan
dan ini mendesak. Oleh sebab itu seluruh siswa diperbolehkan pulang.
terimakasih” pengumuman dari speaker kelas.
Tilulilit....
“hurray..!!” seru kegembiraan siswa.
“tau begini mending tidak usah masuk
sekolah. sudah bawa buku berat-berat eh, taunya jamkos. buang-buang waktu saja.
lebih baik main game sepuasnya” omel ari sembari memasukan block note,
earphone, dan tempat pensil ke dalam tas. Dia berharap kejadian lampau
tidak terulang kembali. Dan ternyata, harapan ari pupus. Kejadian itu
terulang untuk kedua kali, jamkos total.
Ariana meraih backpack hitamnya. Lantas beranjak pergi, keluar
kelas. Namun, sesampainnya di depan pintu langkah kaki mungilnya terhenti.
“wait... wait... wait... masa iya sih seorang ariana grande harus
hujan-hujanan? kalau deman atau flu gimana? kalau bukunya basah gimana? bajunya
juga. mama pasti marah,” pikiran ari kemana-mana. Bagus sih, memikirkan dalam
jangka waktu panjang. Tapi engga gini-gini juga kelesss. Alay.
“ayolah, jangan menghalangi jalan!” bentak teman ari dari belakang. Cowok
tambun itu menubruk tubuh ari saking tidak sabarnya, cukup membuat ari agak
sempoyongan dan kepalanya terantuk pintu.
“kamvreeeeeetttt....!” ari mengusap-usap dahi yang tadi baru saja mencium
pintu. Yah, pintunya dapet rejeki nomplok tuh. “nunggu, engga, nunggu, engga,
nunggu,engga, nunggu.” ari komat-kamit sambil hitung kacing baju, jalan pintas
menentukan keputusan. “kalau nunggu, mau nunggu sampai kapan? roman-romannya
nih hujan bakalan lama” terlalu banyak pertimbangan yang dipikirkan ari. “ya
udah lah, hujan-hujanan aja mumpung engga terlalu deras. aku ra fofo”
Akhirnya, ariana pulang sekolah ditemani oleh guyuran air hujan yang membasahi
sekujur tubuh. Akibatnya, rambut ari jadi lepek. Wajahnya basah kuyup, sesekali
ia meminum air hujan. Mungkin karena kebanyakan nelen air hujan, ari jadi
kebelet pipis. Ia mencari toilet. Nengok kanan-kiri, hasilnya nihil.
Ari loncat-loncat biar engga kebelet pipis. Untung saja suasana sepi jadi aman,
tidak ada yang mengira dia gila. “auw...!” pekik ari sambil memegangi betisnya.
Ia keseleo. Alhasil, ia berhenti loncat-loncat. Sudah
keseleo, kebelet pipis pula. Kali ini ia menyerah. Setelah memastikan jalan
dalam keadaan sepi, dengan pede-nya ia ngompol. “untung lagi hujan jadi gak
ketahuan hihihihi” ari membenarkan posisi backpack di bahunya,
pura-pura tidak terjadi apa-apa. Agar cepat sampai rumah, langkah kakinya
diperlebar jadi dua meter sekali melangkah *kebayang ga tuh*.
Bresss....
Saat di perempatan jalan, tiba-tiba hujan turun sangat
deras sekali. Jarak pandangnya jadi lemah. Padahal, rumah ari lumayan jauh dari
situ. Terpaksa ia harus berteduh untuk sementara waktu hingga hujan agak reda.
Kebetulan, ada sebuah halte di seberang jalan. Padat sih gara-gara banyak orang
yang berkepentingan sama –berteduh tapi tidak apa-apa lah.
Ariana rela berdesak-desakan hanya untuk bernaung di
bawah atap asbes kecil. Dia kebagian di tempat paling depan, hanya setengah
bagian tubuhnya saja yang bebas dari air hujan, sebagian lainnya tetap
terguyur. Hari ini memang lucky day-nya ari, orang-orang di
sekitarnya tidak menutup hidung karena bau pesing soalnya bau tanah kering
terguyur hujan yang lebih mendominasi udara.
“kak harry?” ariana tercengang mendapati
harry, senior sekaligus gebetan berada satu atap dengannya. Detak jantungnya
tak karuan saat ia berdampingan dengan harry. Sungguh tak dipercaya, tubuh ari
sekarang sedang bersandar di dada harry.
Mungkin pipi ari sudah seperti kepiting
rebus. Oh My God!
Harry menatap ari heran. Ia merasa tidak pernah
mengenal gadis berambut sepunggung yang menjuntai ke bawah sebelumnya. Tapi gadis
itu tahu namanya. Harry kembali acuh tak acuh. Sebenarnya harry bukan tipe
orang yang cuek, ia baru akan ramah –banget– jika mengenal orang itu walau baru
pertama kali bertemu.
Hampir duapuluh menit berlalu, akan tetapi
hujan tidak kunjung reda. Bahkan berubah jadi gerimis pun tidak. Satu persatu
orang-orang yang juga berteduh di halte bus itu mulai beranjak pergi karena
sudah kehabisan kesabaran serta waktu. Sehingga menyisakan ariana dan harry
yang masih setia menunggu. Keduanya berdiri berdekatan tanpa mengeluarkan
sepatah kata. Suasana begitu canggung.
“aku ariana, junior kakak” ariana
memberanikan diri berkenalan.
Harry menatap mata ari, begitupula dengan ari. Mata
mereka saling beradu pandang untuk beberapa waktu.
“mata yang indah” harry berdecak kagum.
“kak...!” ari mengayun-ayunkan tangan di
depan mata harry.
“ya... oh, junior ya?” harry tersentak. Ia
tersadar dari lamunannya. “aku harry. salam kenal, dek.” lanjutnya.
Oemji hellowww!!! aku udah tahu namamu
dari dulu, babe eh, ternyata kak harry ramah banget. Batin ariana sambil senyam-senyum.
“kenapa,dek? kok senyam-senyum, pasti lagi
mikirin aku, ya?” Harry merapikan tatanan rambutnya, bergaya.
“iya... eh, engga kok, kak” ari
keceplosan. “emmm.. k-kakak r-umahnya dimana?” tanya ari penasaran.
“dekat toko buku itu loh.... golden
bookstore. lumayan jauh sih dari sini” jari harry menunjuk-nunjuk ke depan
berulang-ulang kali. Kepala ari sampai manggut-manggut ngikutin arah gerak jari
telunjuk harry.
“deket golden bookstore?!” mood ari
berubah jadi sangat bersemangat, bukan berubah jadi power rangers.
Harry hanya menganggukan kepala.
“rumahku juga deket situ,kak” gairah ari
meningkat. Ternyata, selama ini ia bertetangga dengan harry.
“oh, ya?! kita bisa pulang bareng dong”
telapak tangan harry menadah ke atas, ke arah rintihan air hujan. Ia coba check apakah
masih hujan deras. Syukurlah, awan mendung udah engga mager–males gerak lagi.
Si awan mendung move on dari daerah situ. “udah terang. pulang, yuk?”
ajak harry.
Ari sih mau-mau aja, mau banget malah. Ia
ngarepin kejadian ini udah lama. Ari pikir pulang bareng harry merupakan hal
yang mustahil. Eh, hujan yang membuktikan kalau tidak ada yang mustahil selama
Tuhan berkehendak. Setengahnya sih, ari berterimakasih banget sama hujan. Kalau
tu hujan minta imbalan, ariana bakalan kasih semua yang diminta.
“bentar...” harry menahan laju ariana.
“ada apa, kak?” ariana penasaran bin
bingung.
Harry mengendus-endus sebuah bau yang menusuk hidungnya.
“ko pesing? kamu ngompol, ya?” tebak harry asal.
“aduh...” kaki ari yang keseleo tadi sakit
lagi. Abis dia banyak gerak sih buat nutupin bau pesingnya.
“kamu kenapa, dek?” harry panik. Takut ari
kenapa-kenapa, anak orang soalnya. Cie baru pertama ketemu udah care banget.
“kakiku keseleo.. aduh!” ariana merintih
kesakitan.
Ini beneran, suer. Bukan di buat-buat supaya harry
engga bahas masalah bau pesing tadi. Kebetulan aja timing-nya pas
banget. Harry juga sudah lupa, sekarang fokusnya teralih ke kaki ari yang
keseleo.
“aku gendong aja gimana?” harry menawarkan
bantuan dengan senang hati dan ikhlas.
“g-ga perlu,kak. aku bisa ko” tolak ari
mentah-mentah. Padahal, dalam lubuk hatinya paling dalam ia mau banget di
gendong sama harry sampai rumah. Kapan lagi coba bisa modusin senior?
Kesempatan tidak datang dua kali. Ari mau tapi malu.
“engga papa.. sini” harry pasang kuda-kuda
buat gendong ari.
Dengan senang hati, ari nangkring dalam gendongan
harry. Jantungnya udah kayak bom yang timer-nya habis,
mau meledak. Harry tergopoh-gopoh berjalan menyusuri jalanan kompleks yang
sepi. Orang-orang sibuk menghangatkan diri dalam rumah masing-masing. Hawanya
dingin banget sekalipun sudah tidak hujan lagi.
Dua keturunan adam dan hawa ini terlihat
seperti sepasang kekasih. Mereka begitu romantis. Pulang sekolah bareng,
gendong-gendongan lagi. Ditambah pelangi yang muncul sehabis hujan serta dahan
pohon cemara yang tetap meneteskan air bekas guyuran hujan di siang bolong
tadi. Oh, SO SWEET!!!!
“btw, pacar kakak ga marah kalau tahu
kejadian ini?” bisik ari ke telinga kanan harry. Ia masih dalam gendongan
harry.
“pacar? hahahaha aku sekarang jomblo, dek”
Doeng!!!
~~~~~~
Pagi-pagi mading sekolah sudah dikerumuni banyak siswa. Dari kejauhan, kayak
semut lagi ngerubungin gula. Pasti ada kabar seru ngalahin pengumuman pemenang
lomba model cover majalah. Ariana yang baru tiba ditatap sinis oleh kakak kelas
maupun teman seangkatan, tak jarang salah satu diantaranya mencibir ari “dasar
cewek ganjen”.
“ada apa sih? aneh banget” ariana yang
penasaran berusaha menerobos barisan pertahanan lawan eh bukan, kerumunan siswa
yang mengelilingi mading maksudnya.
Seusai melihat Hot news di mading, ariana begitu terkejut.
Pantas saja tadi semua kakak kelas dan temannya menatapnya sinis. Fotonya
sewaktu berduaan di halte dan digendong harry terpampang jelas di mading
sekolah. Parahnya, hampir seluruh siswa telah melihat foto itu. Wajahnya
berubah menjadi merah masam, emosi level 10.
Buru-buru, ariana berlari menuju ruang kelasnya. Menjauh dari kerumunan siswa.
Diluar dugaan, kemesraannya bersama kak harry kemarin terpotret kamera
paparazzi sekolah. Si paparazzi sekolah yang rajin uptade foto
dan kabar seru di mading itu biasanya siswa paling senior, terutama gank-nya
Cara delevinge, sekretaris OSIS dan ketua eskul cheerleader.
Sementara ari berlari penuh emosi, harry yang ikut terlibat dan juga melihat
foto itu langsung mencabutnya dari mading. Namun percuma, seluruh siswa telah
melihatnya. Ia merasa sangat bersalah terhadap ariana. Kalau dia sih tidaklah
masalah, harry tahan banting.
“pasti ini kerjaannya cara... i,ya cara.. apa mau dia?” harry menimang-nimang
kedua foto itu di tangannya.
~~~~~~
“Sepulang sekolah, temui aku di gudang belakang sekolah! most beautiful girl,
cara delevinge” ariana terus saja membaca isi pesan singkat yang ia temukan di
atas mejanya. Sampai-sampai hafal di luar kepala. “ini sudah pulang... trus apa
maksudnya?” ari bertanya pada diri sendiri. Di bawah alam sadarnya, ternyata ia
sedang berjalan menuju gudang belakang sekolah, dekat toilet siswa yang sudah
tidak digunakan.
“stop!” seseorang menarik lengan ari dari belakang.
Refleks, ariana menoleh. “kak harry? ada apa, kak?” ariana pasang muka sok polos
dan sok cute.
“temenin aku beli buku di golden bookstore, yuk!” harry menarik-narik lengan
kanan ariana.
“t-t-tapi kak....”
“tidak ada tapi-tapian...” harry menyeret tubuh ari tanpa ampun.
“stop, kak! sakit tau” ari melepaskan lengannya dari genggaman harry. “aku
harus menemui seseorang di gudang belakang sekolah”
“siapa? cara delevinge, ya?” kedua tangan harry berkacak pinggang.
“kok tahu?” ari heran kenapa harry bisa tahu. Jangan-jangan punya bakat
paranomal, idih amit-amit.
“ya, tahulah. sudahlah, tidak usah meladeni dia. dia hanya akan mencelakai
kamu, tolol” harry menoyor bahu ariana hingga membuatnya goyah. “dia cemburu karena
aku sudah menemukan penggantinya...” sambungnya dengan nada yang datar.
“WHAT???!!!!” teriak ari lantang.
“ayo!” harry merangkul ari dan mengajaknya pergi ke toko buku ‘Golden
Bookstore’
In Another Place
“kok ke taman? katanya mau ke golden bookstore.... jangan labil, please!!!”
protes ari. Ia merasa ada yang salah dari harry, meleset dari tujuan awal.
“tiba-tiba aku ingin pergi ke taman” jawab harry santai. Pandangannya menatap
lurus ke depan, memperhatikan hamparan rumput padang nan hijau.
“huh?” ariana kesal. “kita mau ngapain di sini? nemenin petugas kebersihan?”
ekor mata ari melirik ke arah para petugas kebersihan yang sedang melaksanakan
tugas, menyapu guguran daun kering.
“jelas tidak. aku hanya ingin menghabiskan waktu di taman bersamamu” harry
menatap lekat mata ariana yang sedang duduk di sebelahnya.
Tatapan
itu lagi? bikin melting.... Batin ariana.
“eh, ada penjual pistol air tuh” harry menunjuk ke arah sebuah toko yang
menjual mainan anak-anak.
“so what?” ari menanggapinya dengan cuek.
“ya, kita belilah trus buat mainan.. kan seru” harry memamerkan senyum
termanisnya yang membuat semua orang speechless, ditambah dimple di
pipinya bikin lebih cute. “come one, just enjoy it” harry bangkit
berdiri. Ia mengulurkan tangannya, membantu ari berdiri.
Ariana hanya bisa nurut. Bagaimanapun juga, harry itu seniornya engga enak hati
buat nolak. Bukannya mau nolak sih cuman jaim aja.
“cepat dikit!” harry mendorong ari dari belakang. Sedangkan ari malas-malasan
jalan. Kalau dilihat-lihat mereka kayak lagi main kereta-keretaan.
“bang, beli dua pistol air!” harry menyodorkan beberapa pecahan uang kepada
pemilik warung sekaligus sang penjual.
Pedagang tersebut menyerahkan sekatong plastik berisi dua pistol air,
belanjaan(?) harry. Lantas, menerima uang yang di sodorkan harry tadi.
“terimakasih” kata terakhir harry pada pedagang itu. Lalu, pergi menjauh.
“tarra....!” harry membuka bungkus mainan pistol air yang baru saja dibeli
seharga tiga dollar per satuannya. Ia memberikan salah satu pistol air itu pada
ari.
“dissyu.... water, water” ari menyemprotkan air tepat di muka harry.
Harry tak mau kalah, Ia membalas semprotan air dari ariana. Begitu seterusnya.
Saling semprot-menyemprot. Kejar-kejaran sampai mengelilingi taman sebanyak dua
kali. Sepanjang siang mereka hanya melakukan perang pistol air di taman kota,
layaknya anak kecil. Tak peduli berapa banyak pasang mata yang melihat kelakuan
mereka ataupun berapa banyak bibir yang mencibir.
Tidak terasa hari mulai senja. Guratan-guratan jingga menggantung di langit.
Burung-burung camar keluar dari sarang. Tinggal menghitung waktu, posisi
mentari akan digantikan rembulan dan miliyaran bintang – bintang. Memaksa ari
dan harry untuk menghentikan kesenangan mereka.
“sudah cukup! aku capek. hari juga sudah sore” nafas ari terenggah-enggah
karena terlalu lelah berlarian sepanjang siang.
“aku juga lelah” punggung harry bersadar pada sebuah pohon besar. “aku bilang
juga apa, serukan bermain perang pistol air, huh?” harry menyeka peluh keringat
yang mengucur deras.
Dengan sigap, ari menyodorkan sapu tangan kecil dari saku celananya untuk
menyeka keringat harry. “seru sih seru tapi pegelnya tu
loh...”
“thanks” harry menggunakan sapu tangan itu bukan untuk menyeka keringat
melainkan mengelap kacamatanya yang tertutup embun dan keringat.
“aku beli air mineral dulu” ariana berlari kecil menghampiri sebuah lapak
pedagang yang menjual air mineral.
“apa ini saatnya, ya?” harry duduk di bawah naungan pohon rindang, menunggu
ariana kembali membawa air mineral yang sedari tadi diteriaki tenggorokannya
yang kering kerontang.
“ini” ari melemparkan sebotol air mineral di pangkuan harry yang sedang duduk
bersila. Kemudian, ia juga duduk mendampingi harry. “terimakasih, kak harry
yang super baik plus ramah....” nada bicara ariana terdengar centil.
Tidak ada tanggapan dari harry, ia sibuk meneguk air dalam botol itu.
“kacang, kacang, kacang....! kak harry kacang...!” gerutu ari tepat di telingga
kiri harry.
“sakit, tau! minum dulu tuh airnya! kasihan kalau di kacangin” harry
mengusap-usap telinganya yang pengang oleh teriakan ariana.
“sudah, weeek!” ariana sewot. “kak, kalau aku boleh jujur, sebenarnya aku sudah
lama naruh hati sama kakak cuma kakaknya aja engga peka” beber ariana.
Byurrr.... semua air yang masih dalam mulut harry muncrat keluar. “what??!!
kamu serius?” harry mengelap mulutnya yang basah dengan punggung tangan.
“yeah, i’m seriously” ari mengajungkan dua jarinya, jari telunjuk dan tengah,
membentuk huruf ‘V’. Itu tandanya dia tidak bercanda.
“kalau boleh jujur juga, kamu sudah berhasil buatku jatuh cinta pada pandangan
pertama. kamu ingat waktu di halte dan aku gendong kamu sampai rumah? itu hal
yang buat aku jatuh hati. dan aku semakin menyadari jika aku jatuh hati padamu
itu sewaktu kita kejar-kejaran main perang pistol air tadi. aku heran kenapa
bisa cepet banget jatuh cinta sama seseorang. dan... aku engga salah ngelepasin
cara karena akhirnya aku menemukan kamu yang buat aku nyaman. aku sangat
berterima kasih pada hujan yang sudah mempertemukanku sama kamu” secara
terang-terangan harry mengunggapkan perasaanya pada ariana.
Plak.... plok... plak “auw, sakit!” ariana menampar pipinya berulang-ulang
kali. Memastikan jikalau kejadian ini bukanlah sekedar mimpi belaka. Dan ternyata,
rasanya sakit berarti ini bukan mimpi. Ini NYATA!!!
“Hey, kau pikir ini mimpi, huh? ini nyata, ariana...” harry mencubit cuping
hidung ari, gemas.
Ariana masih terdiam. Mulutnya serasa gagu dan kaku untuk sekedar di buka.
Detak jantungnya terpacu begitu cepat. Keringatnya mengucur deras dari dahi
hingga ke leher. Ia masih mengira jika ini hanya bagian kecil dari mimpi
indahnya tentang harry.
“oh, ya ditambah mata coklatmu yang indah telah meluluhkan hatiku” harry sok puitis.
“ariana-” harry tidak melanjutkan ucapannya.
Tidak ada respon dari ariana.
“ariana, would you be mine?” harry melafalkannya dengan lancar.
Sontak, ariana kaget bukan main. Kalimat yang dianggapnya mustahil terlontar
dari mulut harry kini ia betul-betul mendengarnya langsung dari someone
special. Tanpa berpikir panjang lagi, “yes...” ariana menerima cinta
harry.
Harry tidak segan untuk merengkuh ariana. Membiarkan gadis yang telah mencuri
hatinya hangat dalam dekapan. Harry juga tidak segan mencium kening ari, tanda
cinta untuk sang pujaan hati.
Hari ini merupakan hari paling teristimewa bagi harriana –nama couple harry
dan ariana–. Tepat disaat matahari menyisakan cahaya terakhirnya di senja ini,
mereka resmi jadian. Cinta ariana yang awalnya bertepuk sebelah tangan berakhir
bahagia. Ini berkat hujan yang mengguyur mereka kemarin. Bagi harriana hujan
adalah awal serta cikal bakal bersatunya cinta mereka.
“Thanks, rain!!!” teriak harriana kompak diiringi tawa bahagia keduanya.
The End
KEREN! Romantis binggitttzz! "" tapi kejadian itu gak adek alamin sendiri kan *berharap bukan pengalaman pribadi dengan someone*
BalasHapuskeren bngetss ulan, kamufans one direction juga ya
BalasHapusthanks for reading
Hapusiya :)
Kenapa sm ari?? Mending ari sm niall. Harry sm swift aja.. (eaa ngatur ngatur)
BalasHapusIiihhhh....ceritanya so sweet banget <3
BalasHapusseru lo:) kereen
BalasHapus