Minggu, 31 Agustus 2014

FF Indonesia Harry Styles : Rain




Title             : Rain.
Cast             : Harry styles
                      Ariana grande (ari)
Genre           : Romance
Leght           : One shot
Author       : @Magdhawulan




          First, aku minta maaf karena udah lama gak nge-posting ff baru. Second, aku minta maaf soal cover ff yang gaje plus plus soalnya aku lagi males banget edit-edit foto. Dan.... aku minta maaf kalo Ffnya gaje. Happy reading!

         
          Jamkos –jam kosong. Tak ada satupun guru yang memasuki kelas untuk mengajar maupun sekedar memberi tugas. Entah sekolah diliburkan atau-. Tapi kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya? Kenapa murid-murid yang masuk tidak diperintahkan pulang? Semua guru juga hadir. Aneh.
          Sementara di dalam kelas murid-murid sibuk mencari kegiatan yang dapat mengusir rasa jenuh, di luar sedang hujan lebat. Sial, terjebak di dalam. Tidak dapat beraktivitas di lapangan. Dahan-dahan pohon terombang-ambing oleh hembusan angin kencang. Tetesan air hujan masuk ke dalam melalui celah-celah ventilasi, membasahi kertas penuh coretan milik ariana karena kebetulan hari ini ia duduk dekat jendela otomatis dekat ventilasi juga.
          “damn! ini hanya membuang waktuku saja” ariana menghentikan kegiatan corat-coret gak jelas lalu menghempaskan punggungnya ke sandaran bangku kayu tua. Pandanganya diedarakan ke seluruh penjuru kelas. Mencari-cari sesuatu untuk dijadikan objek.
          Tidak sengaja, telingga ariana menangkap beberapa obrolan singkat para cewek biang gosip di belakangnya.
          “eh,eh,eh kalian tahu kak harry? ketua OSIS yang super kece itu” ucap salah seorang gadis memprovokatori kegiatan gosip-menggosip.
          “i ya, kenapa emang?” timpal gadis lainnya.
          “denger-denger dia baru putus dari pacarnya”
          “yang member cheers itu?”
          “ho’oh. kak cara... cewek paling famous seantero sekolah”
          “kesempatan buat PDKT nih...”
          “hahahahaha...” ketiga gadis itu tertawa geli secara bersamaan.
          “Omaygat, kak harry baru putus?” ariana tidak percaya.
Kabar burung –tidak diketahui kepastiannya itu sangat membahagiakan bagi ari, mungkin bagi kak harry dan pacarnya itu adalah kabar buruk. Bagaimana tidak? ari sudah menantikan kabar ini sejak lama bahkan sejak mereka jadian. Secara, ariana menyukai kakak kelasnya, harry. Jahat sih, tapi ya begitulah. Kalian pasti ingin dengar kabar seperti ini juga jika sedang jatuh cinta sama pacar orang, kan?
Tilulilit....
“ekhem, diberitahukan kepada seluruh siswa bahwa hari ini tidak ada pelajaran dikarenakan semua guru sedang rapat dadakan dan ini mendesak. Oleh sebab itu seluruh siswa diperbolehkan pulang. terimakasih” pengumuman dari speaker kelas.
Tilulilit....
“hurray..!!” seru kegembiraan siswa.
“tau begini mending tidak usah masuk sekolah. sudah bawa buku berat-berat eh, taunya jamkos. buang-buang waktu saja. lebih baik main game sepuasnya” omel ari sembari memasukan block note, earphone, dan tempat pensil ke dalam tas. Dia berharap kejadian lampau tidak  terulang kembali. Dan ternyata, harapan ari pupus. Kejadian itu terulang untuk kedua kali, jamkos total.
          Ariana meraih backpack hitamnya. Lantas beranjak pergi, keluar kelas. Namun, sesampainnya di depan pintu langkah kaki mungilnya terhenti.
          “wait... wait... wait... masa iya sih seorang ariana grande harus hujan-hujanan? kalau deman atau flu gimana? kalau bukunya basah gimana? bajunya juga. mama pasti marah,” pikiran ari kemana-mana. Bagus sih, memikirkan dalam jangka waktu panjang. Tapi engga gini-gini juga kelesss. Alay.
          “ayolah, jangan menghalangi jalan!” bentak teman ari dari belakang. Cowok tambun itu menubruk tubuh ari saking tidak sabarnya, cukup membuat ari agak sempoyongan dan kepalanya terantuk pintu.
          “kamvreeeeeetttt....!” ari mengusap-usap dahi yang tadi baru saja mencium pintu. Yah, pintunya dapet rejeki nomplok tuh. “nunggu, engga, nunggu, engga, nunggu,engga, nunggu.” ari komat-kamit sambil hitung kacing baju, jalan pintas menentukan keputusan. “kalau nunggu, mau nunggu sampai kapan? roman-romannya nih hujan bakalan lama” terlalu banyak pertimbangan yang dipikirkan ari. “ya udah lah, hujan-hujanan aja mumpung engga terlalu deras. aku ra fofo”
          Akhirnya, ariana pulang sekolah ditemani oleh guyuran air hujan yang membasahi sekujur tubuh. Akibatnya, rambut ari jadi lepek. Wajahnya basah kuyup, sesekali ia meminum air hujan. Mungkin karena kebanyakan nelen air hujan, ari jadi kebelet pipis. Ia mencari toilet. Nengok kanan-kiri, hasilnya nihil.
          Ari loncat-loncat biar engga kebelet pipis. Untung saja suasana sepi jadi aman, tidak ada yang mengira dia gila. “auw...!” pekik ari sambil memegangi betisnya.
Ia keseleo. Alhasil, ia berhenti loncat-loncat. Sudah keseleo, kebelet pipis pula. Kali ini ia menyerah. Setelah memastikan jalan dalam keadaan sepi, dengan pede-nya ia ngompol. “untung lagi hujan jadi gak ketahuan hihihihi” ari membenarkan posisi backpack di bahunya, pura-pura tidak terjadi apa-apa. Agar cepat sampai rumah, langkah kakinya diperlebar jadi dua meter sekali melangkah *kebayang ga tuh*.
          Bresss....
Saat di perempatan jalan, tiba-tiba hujan turun sangat deras sekali. Jarak pandangnya jadi lemah. Padahal, rumah ari lumayan jauh dari situ. Terpaksa ia harus berteduh untuk sementara waktu hingga hujan agak reda. Kebetulan, ada sebuah halte di seberang jalan. Padat sih gara-gara banyak orang yang berkepentingan sama –berteduh tapi tidak apa-apa lah.
Ariana rela berdesak-desakan hanya untuk bernaung di bawah atap asbes kecil. Dia kebagian di tempat paling depan, hanya setengah bagian tubuhnya saja yang bebas dari air hujan, sebagian lainnya tetap terguyur. Hari ini memang lucky day-nya ari, orang-orang di sekitarnya tidak menutup hidung karena bau pesing soalnya bau tanah kering terguyur hujan yang lebih mendominasi udara.
“kak harry?” ariana tercengang mendapati harry, senior sekaligus gebetan berada satu atap dengannya. Detak jantungnya tak karuan saat ia berdampingan dengan harry. Sungguh tak dipercaya, tubuh ari sekarang sedang bersandar di dada harry.
Mungkin pipi ari sudah seperti kepiting rebus. Oh My God!
Harry menatap ari heran. Ia merasa tidak pernah mengenal gadis berambut sepunggung yang menjuntai ke bawah sebelumnya. Tapi gadis itu tahu namanya. Harry kembali acuh tak acuh. Sebenarnya harry bukan tipe orang yang cuek, ia baru akan ramah –banget– jika mengenal orang itu walau baru pertama kali bertemu.

Hampir duapuluh menit berlalu, akan tetapi hujan tidak kunjung reda. Bahkan berubah jadi gerimis pun tidak. Satu persatu orang-orang yang juga berteduh di halte bus itu mulai beranjak pergi karena sudah kehabisan kesabaran serta waktu. Sehingga menyisakan ariana dan harry yang masih setia menunggu. Keduanya berdiri berdekatan tanpa mengeluarkan sepatah kata. Suasana begitu canggung.
“aku ariana, junior kakak” ariana memberanikan diri berkenalan.
Harry menatap mata ari, begitupula dengan ari. Mata mereka saling beradu pandang untuk beberapa waktu.
“mata yang indah” harry berdecak kagum.
“kak...!” ari mengayun-ayunkan tangan di depan mata harry.
“ya... oh, junior ya?” harry tersentak. Ia tersadar dari lamunannya. “aku harry. salam kenal, dek.” lanjutnya.
Oemji hellowww!!! aku udah tahu namamu dari dulu, babe eh, ternyata kak harry ramah banget. Batin ariana sambil senyam-senyum.
“kenapa,dek? kok senyam-senyum, pasti lagi mikirin aku, ya?” Harry merapikan tatanan rambutnya, bergaya.
“iya... eh, engga kok, kak” ari keceplosan. “emmm.. k-kakak r-umahnya dimana?” tanya ari penasaran.
“dekat toko buku itu loh.... golden bookstore. lumayan jauh sih dari sini” jari harry menunjuk-nunjuk ke depan berulang-ulang kali. Kepala ari sampai manggut-manggut ngikutin arah gerak jari telunjuk harry.
“deket golden bookstore?!” mood ari berubah jadi sangat bersemangat, bukan berubah jadi power rangers.
Harry hanya menganggukan kepala.
“rumahku juga deket situ,kak” gairah ari meningkat. Ternyata, selama ini ia bertetangga dengan harry.
“oh, ya?! kita bisa pulang bareng dong” telapak tangan harry menadah ke atas, ke arah rintihan air hujan. Ia coba check apakah masih hujan deras. Syukurlah, awan mendung udah engga mager–males gerak lagi. Si awan mendung  move on dari daerah situ. “udah terang. pulang, yuk?” ajak harry.
Ari sih mau-mau aja, mau banget malah. Ia ngarepin kejadian ini udah lama. Ari pikir pulang bareng harry merupakan hal yang mustahil. Eh, hujan yang membuktikan kalau tidak ada yang mustahil selama Tuhan berkehendak. Setengahnya sih, ari berterimakasih banget sama hujan. Kalau tu hujan minta imbalan, ariana bakalan kasih semua yang diminta.
“bentar...” harry menahan laju ariana.
“ada apa, kak?” ariana penasaran bin bingung.
Harry mengendus-endus sebuah bau yang menusuk hidungnya. “ko pesing? kamu ngompol,  ya?” tebak harry asal.
“aduh...” kaki ari yang keseleo tadi sakit lagi. Abis dia banyak gerak sih buat nutupin bau pesingnya.
“kamu kenapa, dek?” harry panik. Takut ari kenapa-kenapa, anak orang soalnya. Cie baru pertama ketemu udah care banget.
“kakiku keseleo.. aduh!” ariana merintih kesakitan.
Ini beneran, suer. Bukan di buat-buat supaya harry engga bahas masalah bau pesing tadi. Kebetulan aja timing-nya pas banget. Harry juga sudah lupa, sekarang fokusnya teralih ke kaki ari yang keseleo.
“aku gendong aja gimana?” harry menawarkan bantuan dengan senang hati dan ikhlas.
“g-ga perlu,kak. aku bisa ko” tolak ari mentah-mentah. Padahal, dalam lubuk hatinya paling dalam ia mau banget di gendong sama harry sampai rumah. Kapan lagi coba bisa modusin senior? Kesempatan tidak datang dua kali. Ari mau tapi malu.
“engga papa.. sini” harry pasang kuda-kuda buat gendong ari.
Dengan senang hati, ari nangkring dalam gendongan harry. Jantungnya udah kayak bom yang timer-nya habis, mau meledak. Harry tergopoh-gopoh berjalan menyusuri jalanan kompleks yang sepi. Orang-orang sibuk menghangatkan diri dalam rumah masing-masing. Hawanya dingin banget sekalipun sudah tidak hujan lagi.
Dua keturunan adam dan hawa ini terlihat seperti sepasang kekasih. Mereka begitu romantis. Pulang sekolah bareng, gendong-gendongan lagi. Ditambah pelangi yang muncul sehabis hujan serta dahan pohon cemara yang tetap meneteskan air bekas guyuran hujan di siang bolong tadi. Oh, SO SWEET!!!!
“btw, pacar kakak ga marah kalau tahu kejadian ini?” bisik ari ke telinga kanan harry. Ia masih dalam gendongan harry.
“pacar? hahahaha aku sekarang jomblo, dek”
Doeng!!!
~~~~~~

          Pagi-pagi mading sekolah sudah dikerumuni banyak siswa. Dari kejauhan, kayak semut lagi ngerubungin gula. Pasti ada kabar seru ngalahin pengumuman pemenang lomba model cover majalah. Ariana yang baru tiba ditatap sinis oleh kakak kelas maupun teman seangkatan, tak jarang salah satu diantaranya mencibir ari “dasar cewek ganjen”.
“ada apa sih? aneh banget” ariana yang penasaran berusaha menerobos barisan pertahanan lawan eh bukan, kerumunan siswa yang mengelilingi mading maksudnya.
          Seusai melihat Hot news di mading, ariana begitu terkejut. Pantas saja tadi semua kakak kelas dan temannya menatapnya sinis. Fotonya sewaktu berduaan di halte dan digendong harry terpampang jelas di mading sekolah. Parahnya, hampir seluruh siswa telah melihat foto itu. Wajahnya berubah menjadi merah masam, emosi level 10.
          Buru-buru, ariana berlari menuju ruang kelasnya. Menjauh dari kerumunan siswa. Diluar dugaan, kemesraannya bersama kak harry kemarin terpotret kamera paparazzi sekolah. Si paparazzi sekolah yang rajin uptade foto dan kabar seru di mading itu biasanya siswa paling senior, terutama gank-nya Cara delevinge, sekretaris OSIS dan ketua eskul cheerleader.
          Sementara ari berlari penuh emosi, harry yang ikut terlibat dan juga melihat foto itu langsung mencabutnya dari mading. Namun percuma, seluruh siswa telah melihatnya. Ia merasa sangat bersalah terhadap ariana. Kalau dia sih tidaklah masalah, harry tahan banting.
          “pasti ini kerjaannya cara... i,ya cara.. apa mau dia?” harry menimang-nimang kedua foto itu di tangannya.
~~~~~~
         
          “Sepulang sekolah, temui aku di gudang belakang sekolah! most beautiful girl, cara delevinge” ariana terus saja membaca isi pesan singkat yang ia temukan di atas mejanya. Sampai-sampai hafal di luar kepala. “ini sudah pulang... trus apa maksudnya?” ari bertanya pada diri sendiri. Di bawah alam sadarnya, ternyata ia sedang berjalan menuju gudang belakang sekolah, dekat toilet siswa yang sudah tidak digunakan.
          “stop!” seseorang menarik lengan ari dari belakang.
          Refleks, ariana menoleh. “kak harry? ada apa, kak?” ariana pasang muka sok polos dan sok cute.
          “temenin aku beli buku di golden bookstore, yuk!” harry menarik-narik lengan kanan ariana.
          “t-t-tapi kak....”
          “tidak ada tapi-tapian...” harry menyeret tubuh ari tanpa ampun.
          “stop, kak! sakit tau” ari melepaskan lengannya dari genggaman harry. “aku harus menemui seseorang di gudang belakang sekolah”
          “siapa? cara delevinge, ya?” kedua tangan harry berkacak pinggang.
          “kok tahu?” ari heran kenapa harry bisa tahu. Jangan-jangan punya bakat paranomal, idih amit-amit.
          “ya, tahulah. sudahlah, tidak usah meladeni dia. dia hanya akan mencelakai kamu, tolol” harry menoyor bahu ariana hingga membuatnya goyah. “dia cemburu karena aku sudah menemukan penggantinya...” sambungnya dengan nada yang datar.
          “WHAT???!!!!” teriak ari lantang.
          “ayo!” harry merangkul ari dan mengajaknya pergi ke toko buku ‘Golden Bookstore’

In Another Place
       
          “kok ke taman? katanya mau ke golden bookstore.... jangan labil, please!!!” protes ari. Ia merasa ada yang salah dari harry, meleset dari tujuan awal.
          “tiba-tiba aku ingin pergi ke taman” jawab harry santai. Pandangannya menatap lurus ke depan, memperhatikan hamparan rumput padang nan hijau.
          “huh?” ariana kesal. “kita mau ngapain di sini? nemenin petugas kebersihan?” ekor mata ari melirik ke arah para petugas kebersihan yang sedang melaksanakan tugas, menyapu guguran daun kering.
          “jelas tidak. aku hanya ingin menghabiskan waktu di taman bersamamu” harry menatap lekat mata ariana yang sedang duduk di sebelahnya.
          Tatapan itu lagi? bikin melting.... Batin ariana.
          “eh, ada penjual pistol air tuh” harry menunjuk ke arah sebuah toko yang menjual mainan anak-anak.
“so what?” ari menanggapinya dengan cuek.
          “ya, kita belilah trus buat mainan.. kan seru” harry memamerkan senyum termanisnya yang membuat semua orang speechless, ditambah dimple di pipinya bikin lebih cute. “come one, just enjoy it” harry bangkit berdiri. Ia mengulurkan tangannya, membantu ari berdiri.
          Ariana hanya bisa nurut. Bagaimanapun juga, harry itu seniornya engga enak hati buat nolak. Bukannya mau nolak sih cuman jaim aja.
          “cepat dikit!” harry mendorong ari dari belakang. Sedangkan ari malas-malasan jalan. Kalau dilihat-lihat mereka kayak lagi main kereta-keretaan.
          “bang, beli dua pistol air!” harry menyodorkan beberapa pecahan uang kepada pemilik warung sekaligus sang penjual.
          Pedagang tersebut menyerahkan sekatong plastik berisi dua pistol air, belanjaan(?) harry. Lantas, menerima uang yang di sodorkan harry tadi.
          “terimakasih” kata terakhir harry pada pedagang itu. Lalu, pergi menjauh. “tarra....!” harry membuka bungkus mainan pistol air yang baru saja dibeli seharga tiga dollar per satuannya. Ia memberikan salah satu pistol air itu pada ari.
          “dissyu.... water, water” ari menyemprotkan air tepat di muka harry.
          Harry tak mau kalah, Ia membalas semprotan air dari ariana. Begitu seterusnya. Saling semprot-menyemprot. Kejar-kejaran sampai mengelilingi taman sebanyak dua kali. Sepanjang siang mereka hanya melakukan perang pistol air di taman kota, layaknya anak kecil. Tak peduli berapa banyak pasang mata yang melihat kelakuan mereka ataupun berapa banyak bibir yang mencibir.
          Tidak terasa hari mulai senja. Guratan-guratan jingga menggantung di langit. Burung-burung camar keluar dari sarang. Tinggal menghitung waktu, posisi mentari akan digantikan rembulan dan miliyaran bintang – bintang. Memaksa ari dan harry untuk menghentikan kesenangan mereka.
          “sudah cukup! aku capek. hari juga sudah sore” nafas ari terenggah-enggah karena terlalu lelah berlarian sepanjang siang.
          “aku juga lelah” punggung harry bersadar pada sebuah pohon besar. “aku bilang juga apa, serukan bermain perang pistol air, huh?” harry menyeka peluh keringat yang mengucur deras.
          Dengan sigap, ari menyodorkan sapu tangan kecil dari saku celananya untuk menyeka keringat harry. “seru sih seru tapi pegelnya tu loh...”   
          “thanks” harry menggunakan sapu tangan itu bukan untuk menyeka keringat melainkan mengelap kacamatanya yang tertutup embun dan keringat.
          “aku beli air mineral dulu” ariana berlari kecil menghampiri sebuah lapak pedagang yang menjual air mineral.
          “apa ini saatnya, ya?” harry duduk di bawah naungan pohon rindang, menunggu ariana kembali membawa air mineral yang sedari tadi diteriaki tenggorokannya yang kering kerontang.
          “ini” ari melemparkan sebotol air mineral di pangkuan harry yang sedang duduk bersila. Kemudian, ia juga duduk mendampingi harry. “terimakasih, kak harry yang super baik plus ramah....” nada bicara ariana terdengar centil.
          Tidak ada tanggapan dari harry, ia sibuk meneguk air dalam botol itu.
          “kacang, kacang, kacang....! kak harry kacang...!” gerutu ari tepat di telingga kiri harry.
          “sakit, tau! minum dulu tuh airnya! kasihan kalau di kacangin” harry mengusap-usap telinganya yang pengang oleh teriakan ariana.
          “sudah, weeek!” ariana sewot. “kak, kalau aku boleh jujur, sebenarnya aku sudah lama naruh hati sama kakak cuma kakaknya aja engga peka” beber ariana.
          Byurrr.... semua air yang masih dalam mulut harry muncrat keluar. “what??!! kamu serius?” harry mengelap mulutnya yang basah dengan punggung tangan.
          “yeah, i’m seriously” ari mengajungkan dua jarinya, jari telunjuk dan tengah, membentuk huruf  ‘V’. Itu tandanya dia tidak bercanda.
          “kalau boleh jujur juga, kamu sudah berhasil buatku jatuh cinta pada pandangan pertama. kamu ingat waktu di halte dan aku gendong kamu sampai rumah? itu hal yang buat aku jatuh hati. dan aku semakin menyadari jika aku jatuh hati padamu itu sewaktu kita kejar-kejaran main perang pistol air tadi. aku heran kenapa bisa cepet banget jatuh cinta sama seseorang. dan... aku engga salah ngelepasin cara karena akhirnya aku menemukan kamu yang buat aku nyaman. aku sangat berterima kasih pada hujan yang sudah mempertemukanku sama kamu” secara terang-terangan harry mengunggapkan perasaanya pada ariana.
          Plak.... plok... plak “auw, sakit!” ariana menampar pipinya berulang-ulang kali. Memastikan jikalau kejadian ini bukanlah sekedar mimpi belaka. Dan ternyata, rasanya sakit berarti ini bukan mimpi. Ini NYATA!!!
          “Hey, kau pikir ini mimpi, huh? ini nyata, ariana...” harry mencubit cuping hidung ari, gemas.
          Ariana masih terdiam. Mulutnya serasa gagu dan kaku untuk sekedar di buka. Detak jantungnya terpacu begitu cepat. Keringatnya mengucur deras dari dahi hingga ke leher. Ia masih mengira jika ini hanya bagian kecil dari mimpi indahnya tentang harry.
          “oh, ya ditambah mata coklatmu yang indah telah meluluhkan hatiku” harry sok puitis. “ariana-” harry tidak melanjutkan ucapannya.
          Tidak ada respon dari ariana.
          “ariana, would you be mine?” harry melafalkannya dengan lancar.
          Sontak, ariana kaget bukan main. Kalimat yang dianggapnya mustahil terlontar dari mulut harry kini ia betul-betul mendengarnya langsung dari someone special. Tanpa berpikir panjang lagi, “yes...” ariana menerima cinta harry.
          Harry tidak segan untuk merengkuh ariana. Membiarkan gadis yang telah mencuri hatinya hangat dalam dekapan. Harry juga tidak segan mencium kening ari, tanda cinta untuk sang pujaan hati.
          Hari ini merupakan hari paling teristimewa bagi harriana –nama couple harry dan ariana–. Tepat disaat matahari menyisakan cahaya terakhirnya di senja ini, mereka resmi jadian. Cinta ariana yang awalnya bertepuk sebelah tangan berakhir bahagia. Ini berkat hujan yang mengguyur mereka kemarin. Bagi harriana hujan adalah awal serta cikal bakal bersatunya cinta mereka.
          “Thanks, rain!!!” teriak harriana kompak diiringi tawa bahagia keduanya.


The End


Dibiasakan kalau abis baca comment. jangan jadi pembaca gelap gitu! kesian author -nya. Ninggalin jejak ya..... biar jadi motivasi buat author-nya. Thanks. :)


6 komentar:

  1. KEREN! Romantis binggitttzz! "" tapi kejadian itu gak adek alamin sendiri kan *berharap bukan pengalaman pribadi dengan someone*

    BalasHapus
  2. keren bngetss ulan, kamufans one direction juga ya

    BalasHapus
  3. Kenapa sm ari?? Mending ari sm niall. Harry sm swift aja.. (eaa ngatur ngatur)

    BalasHapus
  4. Putri Directioners5 Juni 2015 pukul 01.33

    Iiihhhh....ceritanya so sweet banget <3

    BalasHapus